Tuesday, April 23, 2013

Apa Kita Punya, Bukan Milik Kita

 
 
Segala apa yang kita punya, sebenarnya bukan milik kita.
Punya dan milik itu ada perbezaannya, mempunyai dan memiliki ada definisi tersendiri.
Berapa banyak harta yang kita dapat, dengan titik peluh sendiri tetap bukan milik kita
Sehebat mana isteri dan suami yang kita kahwini, tetap bukan milik kita
Secomel dan seramai mana pun anak yang kita lahirkan, tetap bukan milik kita
Semuanya hanya pinjaman sementara, jadi kenapa mahu membanggakan diri dengan apa yang kita punya sedangkan kita tidak miliki? Kenapa mahu bersifat 'pelit' pada perkara yang kita pinjam daripada Yang Memiliki?
 
Siapa kita untuk membela itu milik kita? Padahal bila-bila masa sahaja ia bakal diambil semula.

Hadith ada mengatakan,
 “Barang siapa yang mencintai dunia, rasa takut kepada akhirat akan sirna dari hatinya. Barang siapa yang ilmunya bertambah kemudian kecintaannya kepada dunia juga bertambah, maka ia akan bertambah jauh dari Allah dan kemurkaan-Nya kepadanya akan bertambah.

 Ya Allah, jauhkan hati kami daripada cinta kepada dunia hingga kami jauh dari akhirat-Mu Allah.

Apa yang kita punya, tetap bukan milik kita. Terapkan dalam hati, maka rasa syukur pasti akan hadir. Syukur itu adalah merasa cukup dengan apa yang diperolehi dalam kehidupannya, tidak mengeluh malah makin merapatkan dirinya kepada yang Maha Memiliki. 

Rasa syukur ini juga dapat kita lihat dalam hadith nabi,

“Barang siapa yang merasa cukup dengan rezeki yang mencukupi hidupnya, maka ia akan merasa kaya. Dan orang yang tidak merasa cukup dengan rezeki yang mencukupi baginya, maka ia tidak pernah merasakan kekayaan sama sekali.” 

Subhanallah…. Kaya dan miskin itu subjektif sifatnya, maka terpulang pada seseorang itu merasa apa yang perlu mereka rasakan.

Kepunyaan yang dipinjam oleh Allah itu, andai mendorong kita untuk melakukan panambahan dan pembaikan dalam ibadah adalah yang sebaik-baiknya. Semakin banyak kepunyaan kita itu disalurkan kepada ibadah, maka semakin banyak ibadah yang kita lakukan, maka semakin banyak pahala yang kita perolehi. 

Pahala yang menjadi bekal, milik dan pembantu untuk kita di akhirat sana. Benar kata mutiara Islam, sebaik-baik hartamu adalah yang bermanfaat bagimu dan orang lain. 

Di sinilah apa yang dikaitkan dengan ‘perniagaan MLM’ yang sebenar. Tidak kira kepunyaan kita itu adalah harta atau ilmu, andai memberi manfaat kepada orang lain, dan tersebar manfaatnya kepada insan yang lain lagi, maka tunggulah tuaiannya apabila berada di akhirat nanti.

Ingatlah! Manusia yang terbaik adalah yang dermawan, bersyukur dalam kekurangan, mendahulukan orang lain, dan bersabar apabila ia ditimpa masalah. Baiki hubungan dengan Allah, maka Allah akan memelihara hubungan kita dengan makhluk alam yang lainnya. Sedikit makan, sedikit tidur, dan sedikit kesenangan merupakan ciri-ciri orang yang dicintai oleh Allah.

Semoga diri kita dijauhkan dari sifat riak dan terlalu cintakan dunia… amin…

Wassalam.



 

No comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Instagram