Ketika hati bertanya
Kenapa takdirku begini?
Kenapa mesti akhir? kenapa mesti awal?
Kenapa dia, bukan aku?
Hah, hati mengeluh minda pun rebah
Mata pun banjir dengan basahnya duka
Lantas ditanya lagi semula buat si hati
Siapa engkau untuk mengeluh?
Siapa engkau untuk meratap?
Padahal lahirmu dari titik yang hanya Allah yang benarkan
engkau hidup maka hiduplah engkau
Lalu mata dibanjiri lagi
Banjir diasak rasa syukurnya diri
Dihenyak-henyak rintihan, keluhan pembunuh diri
Ya Allah, Engkau segalanya
Hati tunduk menadah kasihMu
Kini hati yang basah mula memekarnya bunga
Bunga yang hanya hati sahaja yang memahami
Sungguh di sebalik hujan Engkau sembunyikan matahari
Matahari yang akhirnya
Melengkapkan kehidupan sang bunga
Terima kasih Allah
Terima kasih.....